Oleh : bebalang | 03 April 2018 | Dibaca : 2289 Pengunjung
UKM Tauge menjadi Andalan Kelurahan Bebalang |
Bangli dengan beberapa sungai besarnya dengan air yang melimpah ternyata menyimpan beragam potensi pertanian yang mampu sebagai penggerak ekonomi masyarakatnya. Salah satunya adalah produksi kecambah (taoge). Produksi pertanian kecambah (taoge) yang cukup besar dilakukan di aliran sungai tampadehe lingkungan/banjar dinas Bebalang dan aliran sungai Lagaan Di lingkungan/banjar dinas Tegal. Kedua banjar ini merupakan lingkungan yang ada Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli.
Produk pertanian kecambah (taoge) ini biasa dikatakan paling singkat masa panennya dibandingkan produk pertanian lainnya yaitu hanya 3 hari dari tanam hingga masa panen.
Produksi kecambah yang di alran sungar tampadehe ini adalah untuk pemenuhan pasar di kabupaten Bangli, Sedangkan produksi di aliran sungai lagaan, tegal melayani pasar di Kabupaten Gianyar. Hampir 2 sampai 3 mobil bak terbuka yang mengangkut kecambah (taoge) diberangkatkan ke pasar Gianyar setiap harinya.
Kecambah (Taoge) adalah salah satu jenis sayuran yang sangat familiar bagi ibu-ibu. Taoge merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang jijau dan kacang kedele. Bahkan di Bangli ada yang membuat kecambah dari kacang kara (koro) dan setelah diolah sering disebut sebagai “jukut tongkol”.
Bentuk kecambah diperoleh setelah biji kacang-kacangan diproses selama beberapa hari. Untuk memperoleh kecambah, dilakukan dengan melewati beberapa proses yang tidak terlalu rumit. Pertama bahan (kacang ijo/kacang kedele) dicuci bersih kemudian diletakkan dalam sok (wadah yang terbuat dari anyaman bambu dengan ukuran 45X45 cm). Setiap sok menampung lebih kurang 7 kg kacang. Kemudian ditutup dengan daun pisang dengan tujuan agar gelap. Agar mau bertumbuh dengan baik, kacang hijau/kacang kedele bibit secara rutin disiram sebanyak 3 kali setiap hari. Penyiraman biasanya dilakukan pagi, siang dan sore hari. Karena kegiatan ini dilakukan secara rutin maka saat menyiram sore hari biasanya langsung dilakukan panen untuk kecambah yang akan dijual esok paginya. Satu sok yang berisi bibit 7 kg biasanya akan menghasilkan rata-rata 20 kg kecambah. Nah, setelah itu kecambah siap berpindah tangan dari petani, pedagang dan akhirnya pembeli. Pola perdagangan ada beberapa petani produsen yang langsung menjual secara eceran dipasar namun ada juga yang diambil oleh pedagang lainnya.
Sebagai penambah wawasan tentang kecambah ini, kita perlu tahu juga apa sih kelebihannya dibandingkan dengan bahan pangan lainnya. Kecambah (taoge) mempunyai kandungan zat gizi yang lebih dibandingkan dengan bentuk asalnya. Seperti misalnya protein, protein pada taoge lebih tinggi dibandingkan dengan protein biji asalnya. Hal ini bisa terjadi karena selama proses menjadi kecambah terjadi pembentukan asam-asam amino essensial yang merupakan penyusun protein. Kandungan zat gizi lainnya dalam taoge yaitu vitamin A, B Kompleks, C, E serta mineral seperti kalsium, zat besi (Fe), magnesium, kalium, asam folat, dan juga tentunya serat.
Kepopuleran taoge tidak terlepas dari salah satu manfaatnya untuk meningkatkan kesuburan. Hal ini dikarenakan kandungan Vitamin E yang banyak terkandung di dalamnya. Kandungan Vitamin E ini dapat membantu kesuburan pada kaum perempuan, mencegah kanker payudara, mengurangi gejala pre menstruasi syndrome (PMS), pramenopause dan gangguan akibat menopause.
Taoge juga merupakan salah satu sumber antioksidan, sehingga mampu memperlambat proses penuaan dini. Bagi yang peduli akan penampilan Taoge baik untuk kecantikan karena kandungan Vitamin E nya berfungsi untuk membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghlangkan vlek-vlek hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan melangsingkan tubuh.
Awali Kegiatan Hut Bangli Ke-814 Bupati Ajak Jajaran Sembahyang Di Pura Kehen Bangli
1282Penilaian Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi
1433Sistem Informasi Masyarakat Bebalang (SIM Bebalang)
2290UKM Tauge menjadi Andalan Kelurahan Bebalang
1296Kunjungan Ke Rumah Bapak Wayan Ubi dan Putrinya Yang Gangguan Jiwa
-
I Gede Dyana Parasara, SSTP,M.Si